• HOME
  • POLITIK
  • HUKUM
  • NARKOBA
  • WAWANCARA
  • EKONOMI
  • PENDAPAT
  • RAGAM
  • NUSANTARA
  • VIDEO
  • POLITISIANA
WIB
NEWSFLASH
Search
Bookmark and Share
WAWANCARA
Okky Asokawati (Helmi/dok)
Artikel Terkait:
  • Okky Asokawati: Masih Banyak Persoalan Perlindungan TKI
  • Okky: Perspektif Gender Bagi TKI, Penting
  • Okky: Sikap Pemerintah, Hambat Jaminan Kesejahteraan Rakyat
  • Okky Asokawati: Muhaimin Jangan Buang Badan
  • Okky Asokawati: UU Perlindungan PRT Akan Terus Diperjuangkan
23/05/2011

Okky Asokawati: Marzuki Alie Jangan Bersikap seperti Bos DPR

Politikindonesia - Hubungan kerja antara pimpinan di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dengan seluruh anggotanya bersifat kemitraan yang saling bersinergi. Tidak seperti yang terjadi di sebuah perusahaan, dimana pimpinan atau bos dapat mengevaluasi kinerja bawahan. Karena itu, komentar Marzuki Alie terhadap 70 persen muka baru anggota dewan sangat tidak tepat dan tidak etis.

Demikian pandangan yang dilontarkan oleh Okky Asokawati, anggota Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), ketika mengomentari pernyataan Ketua DPR itu seputar kinerja anggota dewan dari kalangan muda dan terbilang sebagai wajah baru di Senayan yang dianggap tak sesuai harapan, bahkan dituding sebagai pembawa petaka bagi DPR.

“Tampaknya Pak Marzuki harus diingatkan, bahwa pimpinan DPR bukan bos yang dapat mengevaluasi bawahan. Jadi, jangan mentang-mentang duduk sebagai Ketua DPR, lantas merasa jadi bos dan seenaknya mengevaluasi kinerja anggota dewan,” kata mantan pragawati papan atas  yang kini menjadi legislator ini.

Politisi perempuan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dari daerah pemilihan DKI Jakarta II itu menyatakan, bahwa ia dapat sedikit memaklumi kekeliruan sikap dari Marzuki yang selama ini memiliki background sebagai seorang pengusaha. “Mungkin dia merasa masih menjadi bos di perusahaannya.”  

Terlepas dari kekhilafan tersebut, psikolog lulusan Universitas Indonesia itu, menghimbau agar pada hari-hari berikutnya, Marzuki diharapkan akan lebih waspada dalam menyikapi dan memberi pernyataan terhadap berbagai persoalan yang terjadi di parlemen. Sehingga tak mudah melukai hati dan menambah terpuruknya kepercayaan publik terhadap lembaga negara ini.

Bagaimana Okky menilai pernyataan kontroversial Marzuki tersebut? Serta, apa tepat langkah sebagian anggota dewan yang akan membawa persoalan ini ke BK DPR?  Perempuan kelahiran Jakarta, 6 Maret 1961 itu, mengemukakannya kepada Mirza Fichri dari politikindonesia.com di Gedung Parlemen, Selasa (24/5). Berikut petikannya.

Bagaimana pendapat Anda, terkait pernyataan Ketua DPR Marzuki Alie yang menyebut kinerja muka-muka baru anggota parlemen tidak bagus?

Terus terang, saya prihatin mendengar pernyataan yang seharusnya tidak keluar dari seorang politisi senior seperti Pak Marzuki. Saya hanya ingin mengingatkan kepada Marzuki agar sesama ‘jeruk’ jangan saling memeras. Maksudnya, di DPR ini tidak dikenal struktur bos dan anak buah. Hubungan antara sesama anggota dewan adalah sejajar atau sebagai mitra. Jadi, tidak ada satu pihak yang memiliki strata lebih tinggi sehingga berhak menilai pihak lain.

Kalau melihat background Marzuki sebagai pengusaha, mungkin sifat sebagai seorang bos di perusahaannya tersebut terbawa ke gedung parlemen ini. Jadi sekali lagi, saya menghimbau agar Marzuki jangan mentang-mentang duduk sebagai Ketua DPR, lantas merasa dirinya jadi bos yang dengan seenaknya menilai anggota dewan lainnya.   

Mengenai substansinya sendiri, apakah Anda setuju?

Saya pribadi dan seluruh teman-teman anggota dewan dari Fraksi PPP sangat tidak setuju kalau soal kualitas anggota dewan itu digeneralisir seperti itu. Saya dapat mengatakan hal seperti itu, karena saya tahu benar bahwa banyak sekali anggota dewan yang terbilang masih muda dan sebagai wajah baru, justeru memiliki kualitas yang sangat baik.

Kalau boleh saya sebutkan satu persatu nama mereka, tentunya sangat banyak sekali. Ambil contoh dari komisi IX DPR saja, ada beberapa nama anggota dewan muda yang memiliki kualitas mumpuni, seperti Rieke Diah Pitaloka dari Fraksi PDIP, Chusnunia dari Fraksi PKB, HJ. Ledia Hanifa Amaliah, SSI, MPSI.T dari PKS atau Ir. Arif  Minardi yang juga dari PKS. Rata-rata mereka yang muda ini sangat menguasai berbagai masalah yang menjadi bidang tugasnya di DPR.

Apa pendapat anda dibalik pernyataan kontroversial tersebut?

Terus terang kalau pun ada agenda politik yang tersembunyi di balik pernyataan tersebut, saya pikir cara tersebut sangat kontra produktif bagi Marzuki dan Demokrat yang notabene menjadi partai mayoritas di parlemen. Soalnya, kritik yang di lontarkan Marzuki sebagai pimpinan DPR tersebut, tentunya juga mengkritik yang mayoritas. Ibarat pepatah mengatakan bak ‘mendulang air terpercik muka sendiri.’

Beberapa anggota dewan berencana mengadukan Marzuki ke Badan Kehormatan DPR agar diberi sanksi. Apakah tepat?

Menurut saya, tindakan yang diambil teman-teman anggota dewan yang merasa tersinggung dengan pernyataan tersebut wajar. Sebab, saya melihat pernyataan yang dilontarkan oleh Marzuki tersebut bisa dimasukkan dalam kategori pelanggaran kode etik DPR.

Namun begitu, kalau boleh saya sarankan, sebelum di bawa ke BK DPR, sebaiknya persoalan ini diselesaikan internal atau Dewan Pembina Partai Demokrat. Sebab, bagi saya mereka inilah yang menempatkan Marzuki di posisi itu dan mereka juga yang berhak mengevaluasi kinerja dari Marzuki Alie.  

Selain itu, saya melihat karena pernyataan ini baru sekali, maka tak perlu di bawa ke BK dulu. Anggap saja dengan adanya respon negatif dari berbagai pihak yang memojokan pernyataannya tersebut, menjadi SP-1 (surat peringatan pertama-red) buat dia, agar ke depan dia lebih berhati-hati lagi dalam memberikan komentarnya.

Adakah hal lain yang ingin Anda sampaikan kepada Marzuki dan teman-teman anggota dewan?

Kepada Marzuki, saya hanya ingin menghimbau supaya ke depan dapat lebih bersikap bijak dan penuh pertimbangan dalam memberikan pernyataan terkait DPR, terutama agar tidak lagi memberikan komentar-komentar yang dapat berpotensi melukai hati siapapun. Sebagai pimpinan dewan yang terhormat ini, sudah selayaknya dalam memberikan pernyataan harus mempertimbangkan berbagai aspek, agar tidak menimbulkan keresahaan segenap anggota dewan yang dapat mempengaruhi kinerja mereka.

Sementara itu, di sisi lain saya juga berharap agar teman-teman anggota dewan tidak terpancing dengan isu ini. Tetaplah fokus bekerja, karena sejauh ini kinerja kita di dewan sedang mendapat sorotan tajam dari masyarakat. Untuk itu, kita perlu tunjukan bahwa kita memiliki kinerja yang baik.

 
(Mirza Fichri/kap)
 
FOLLOW US
             
POLITISIANA
Index >>

Profesor China Klaim Sukses Bikin Bayi Rekayasa Genetik

He Jiankui, seorang profesor dari universitas di Shenzhen, Cina mengklaim telah berhasil  membu...


Pidato Presiden Jokowi pada Sidang Tahunan MPR 2018

Berikut Pidato lengakap Presiden Joko Widodo pada Sidang Tahunan MPR RI 2018 yang dipimpin Ketua MPR...

NUSANTARA
Index >>

Masyarkat Sultra Diperantauan Diajak Bangun Wilayahnya

Kontribusi masyarakat Sulawesi Tenggara (Sultra) yang berada diperantauan sangat dibutuhkan untuk me...


Kendal Gelar Lomba Koleksi Keris Nasional

Beragam cara yang dilakukan warga dalam memperingati Hari Pahlawan yang jatuh pada  bulan ini. ...
JAJAK PENDAPAT
Kedepan, Sebagai Negara Demokrasi, Indonesia Sebaiknya Hanya Ada :
2 Partai Hasil Koalisi
3 Partai Hasil Koalisi
Lebih dari 3



Hasil jajak pendapat


HOME | POLITIK | HUKUM | NARKOBA | WAWANCARA | EKONOMI | PENDAPAT | POLITISIANA | NUSANTARA | VIDEO | REDAKSI

Copyright © 2016 PolitikIndonesia.com All rights reserved