• HOME
  • POLITIK
  • HUKUM
  • NARKOBA
  • WAWANCARA
  • EKONOMI
  • PENDAPAT
  • RAGAM
  • NUSANTARA
  • VIDEO
  • POLITISIANA
WIB
NEWSFLASH
Search
Bookmark and Share
WAWANCARA
Reni Marlinawati (Helmi/dok)
Artikel Terkait:
  • Reni Marlinawati: Batalkan Perda Miras, Mendagri Salah Besar
  • Reni Marlinawati: Pemerintah Terlalu Terburu-Buru Ubah Kurikulum Sekolah
  • Reni Marlinawati: UN Tahun Ini Tak Bisa Jadi Penentu Kelulusan
  • Reni Marlinawati: Kembangkan Pariwisata, Jangan Hanya Andalkan Promosi
  • Reni Marlinawati: Bukan Hanya Murid, Sekolah Full Day Repotkan Guru
19/05/2011

Reni Marlinawati: Jadikan Survei Indo Barometer Bahan Introspeksi

Politikindonesia - Walau hasil survei yang dilakukan Indo Barometer tak seluruhnya dapat dijadikan acuan perbandingan antara rezim orde baru yang dipimpin Soeharto dengan pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), tapi hasil ini setidaknya dapat dijadikan sebagai bahan intropeksi rezim sekarang demi menigkatkan kinerjanya.

Demikian pandangan yang dilontarkan oleh Dr. Reni Marlinawati, anggota Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), saat menyikapi pro kontra hasil survei Indo Barometer yang menyebutkan bahwa sebanyak 40% responden lebih suka Orde Baru dibandingkan Orde Lama dan Reformasi.

“Sejujurnya, saya tak dapat menerima seluruh hasil survei tersebut. Kalau menyebut rezim orde baru lebih baik dari rezim reformasi dari sisi ekonomi dan keamanan, mungkin dapat diterima,” ujar politisi perempuan dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP) ini.

Soalnya, sambung Reni, boleh jadi responden merasa lebih nyaman kondisi ekonominya di jaman orba dulu, karena saat itu mereka tak pernah merasakan antri untuk memperoleh minyak tanah dan mengalami kesulitan ekonomi seperti sekarang. Namun, kalau dilihat dari sisi kehidupan demokrasi, kebebasan pers dan transparansi informasi, tentu era reformasi jauh lebih baik dibanding rezim Orba. “Jadi, tergantung siapa yang melihat dan dari sisi mana?” 

Sudah sesuaikah survei yang dilakukan Indo Barometer tersebut? Dan, adakah kepentingan politik dibalik kegiatan survei tersebut? Perempuan kelahiran Sukabumi, 10 Maret 1973 ini bercerita panjang lebar kepada  Mirza Fichri dari politikindonesia.com. Berikut  petikan wawancara yang berlangsung di ruang Komisi X DPR, Kamis (19/05).

Survei Indo Barometer menyebutkan pemerintahan orde baru lebih baik ketimbang pemerintahan sekarang. Itu menimbulkan pro dan kontra.  Komentar Anda?

Bagi saya, ragam komentar dan tanggapan berbeda yang timbul dalam menyikapi hasil survei tersebut sangat wajar. Soalnya, hasil survei tersebut memang masih membuka peluang untuk diperdebatkan. Menurut saya, terpenting ialah hasil survei tersebut jangan ditanggapi secara berlebihan, terutama oleh pemerintah.  Sebaiknya, dapat dijadikan kritik membangun bagi pemerintah untuk memperbaiki kinerja ke depan.

Apakah Anda setuju dengan seluruh hasil survei tersebut?

Kalau secara keseluruhan, saya tidak setuju dengan hasil survei tersebut. Misalnya, kalau Indo Barometer mengukur kepuasan masyarakat dari sektor ekonomi yang hasilnya sebagian besar responden menyatakan puas saat era Orde Baru,  mungkin saja dapat saya terima.

Soalnya, masyarakat sangat merasakan bahwa saat rezim orba, mereka tak pernah mengalami antri untuk memperoleh minyak tanah atau mengalami kenaikan BBM yang begitu tinggi dan kesulitan ekonomi lainnya.Dengan kondisi seperti itu, maka tak heran jika sebagian responden memilih rezim orba lebih baik. 

Tapi, saya tidak setuju kalau hasil di sektor ekonomi itu disamakan dengan sektor lain, seperti semakin tumbuhnya transparansi dan keterbukaan informasi, tumbuhnya demokrasi dan kebebasan pers. Nah, kalau Indo Barometer melakukan survei dari sektor ini, tentu hasilnya akan sangat berbeda jauh. Saya jamin, sebagian besar responden akan mengakui rezim SBY jauh lebih baik dari rezim Orba atau rezim lainnya.

Jadi, melihat adanya perbedaan secara substansi pada sektor penelitian atau survei yang dilakukan tersebut, maka tak heran jika hasil survei tersebut menimbulkan kontroversial.    

Berarti metode survei yang dilakukan Indo Barometer tersebut boleh dibilang kurang tepat?

Saya tidak dapat mengatakan seperti itu. Saya yakin sebagai lembaga survei yang profesional, Indo Barometer memiliki tenaga-tenaga handal dalam melakukan survei yang hasilnya dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

Banyak kalangan yang menuding survei Indo Barometer ini sarat dengan berbagai kepentingan politik, bagaimana dengan Anda?

Kalau melihat beberapa peristiwa politik yang mengiringinya, seperti hasil survei ini diumumkan menjelang peringatan 13 tahun wafatnya Soeharto dan pelaksanaan deklarasi pendirian partai baru oleh salah satu anak Soeharto, maka tudingan semacam itu boleh jadi dapat diterima akal sehat. Maklum, hasil survei ini kan diperkirakan dapat mendongkrak popularitas keluarga Cendana di 2014 nanti.

Namun, seperti saya katakan tadi di atas, saya tak yakin lembaga sekelas Indo Barometer melakukannya demi kepentingan politis satu kelompok. Lagi pula, hal ini kan telah dibantah oleh Direktur Indo Barometer, M Qodari yang menyatakan bahwa survei yang dilakukan lembaganya itu, merupakan agenda kegiatan rutin tahunan yang telah direncanakan sebelumnya.

Bagaimana Anda melihat sikap yang ditunjukan pemerintah dalam menyikapi hasil survei ini?

Sejauh ini, saya melihat pemerintah masih memberikan sikap yang sangat wajar. Dan, memang seharusnya seperti itu. Saya pikir sudah tidak jamannya lagi pemerintah bertindak refresif dalam menyikapi kritikan semacam itu.

Saran Anda terhadap pemerintah terkait hasil survei tersebut?

Hanya satu kalimat yang ingin saya sampaikan, yaitu, jadikanlah hasil survei ini sebagai pemicu untuk intropeksi diri demi memperbaiki kinerja pemerintah yang lebih baik ke depan. Dengan kata lain, jangan berpandangan negatif  terhadap survei ini.
(Mirza Fichri/kap)
 
FOLLOW US
             
POLITISIANA
Index >>

Profesor China Klaim Sukses Bikin Bayi Rekayasa Genetik

He Jiankui, seorang profesor dari universitas di Shenzhen, Cina mengklaim telah berhasil  membu...


Pidato Presiden Jokowi pada Sidang Tahunan MPR 2018

Berikut Pidato lengakap Presiden Joko Widodo pada Sidang Tahunan MPR RI 2018 yang dipimpin Ketua MPR...

NUSANTARA
Index >>

Masyarkat Sultra Diperantauan Diajak Bangun Wilayahnya

Kontribusi masyarakat Sulawesi Tenggara (Sultra) yang berada diperantauan sangat dibutuhkan untuk me...


Kendal Gelar Lomba Koleksi Keris Nasional

Beragam cara yang dilakukan warga dalam memperingati Hari Pahlawan yang jatuh pada  bulan ini. ...
JAJAK PENDAPAT
Kedepan, Sebagai Negara Demokrasi, Indonesia Sebaiknya Hanya Ada :
2 Partai Hasil Koalisi
3 Partai Hasil Koalisi
Lebih dari 3



Hasil jajak pendapat


HOME | POLITIK | HUKUM | NARKOBA | WAWANCARA | EKONOMI | PENDAPAT | POLITISIANA | NUSANTARA | VIDEO | REDAKSI

Copyright © 2016 PolitikIndonesia.com All rights reserved