
Dari Golkar, Tapi Bukan JK?
Politikindonesia - Bola liar tentang siapa pendamping Susilo Bambang Yudhoyono maju dalam perebutan kursi presiden nanti masih saja bergulir. Resminya, Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat itu mengatakan hingga saat ini partainya belum menyatakan secara definitif nama calon wakil presiden yang akan mendampingi dalam pilpres mendatang.?Belum sama sekali pada tingkat membicarakan nama siapa cawapres yang Insya Allah akan dampingi saya,? jelas Yudhoyono di Jakarta, Selasa (21/4).
Dikatakannya, semuanya masih dalam proses. Pembicaraan masih terus dilakukan. Pertemuannya dengan Ketua Umum DPP Partai Golkar Jusuf Kalla, mengatakan itu merupakan bagian dari penjajakan untuk membangun suatu koalisi dan pembicaraan lanjutan.
?Jadi tidak benar kalau ada isu saya bersama ini, atau saya setuju cawapres Y atau SBY tidak bersetuju cawapresnya X, belum lagi isu macam-macam katanya tidak setuju dengan tokoh A atau B, dua-duanya tidak benar dan dua-duanya belum karena memang partai ini masih membahas koalisinya yang akhirnya menuju ke situ,? katanya.
Selain masalah cawapres yang akan mendampinginya, Yudhoyono juga menyatakan Partai Demokrat pun masih melakukan penjajakan dengan berbagai parpol. ?Koalisi, saya katakan bahwa pembicaraan untuk membangun koalisi masih terus berjalan, memang diperlukan waktu. Masing-masing partai tentu memiliki kepentingan dan harapan,? kata Yudhoyono.
Terkait penjajakan koalisi antara Partai Demokrat dengan Golkar, ia mengatakan pada tingkat sekarang ada kehendak dari dua parpol itu untuk bersama dalam koalisi dengan parpol lain. ?Untuk koalisi itu kita berpendapat sama, baik kebersamaan di pemerintah atau kabinet maupun di parlemen atau DPR,? katanya.
Oleh karena itu, Yudhoyono mengatakan Partai Demokrat terus menggalang dengan niat yang baik untuk betul-betul bersepakat dengan partai politik lain untuk membangun model koalisi namun memang hingga hari ini hal tersebut masih dalam proses.
Meski penjelasan resmi tersebut sudah mengemuka, namun kecenderungan Demokrat ingin menjalin koalisi dengan Golkar terlihat jelas. Ketua Tim 9, Partai Demokrat, Hayono Isman mengatakan sebagai pemenang nomor dua, maka sudah barang tentu Gokar mendapat prioritas, walaupun semua partai dipersilakan memberikan cawapresnya kepada Pak SBY.
Dikatakan Hayono, partai-partai lain yang berkoalisi pun memahami bila prioritas diberikan kepada Golkar, untuk posisi cawapres. ?Kita ingin membangun pemerintahan yang kuat. Karena itu silakan Golkar mengajukan lebih dari satu nama, kalau bisa 3-4 nama. Kita tidak ingin mendapat {fait a compli} dari Partai Golkar,? imbuhnya.
Meski menerima Golkar, santer beredar kabar bahwa Demokrat menolak Jusuf Kalla sebagai cawapresnya. Perceraian kedua tokoh itu kabarnya sudah hampir dipastikan. JK pun dikatakan sudah menerima sinyal itu dalam pertemuan rahasia keduanya yang didampingi dua elit partai masing masing pada Senin (20/4) lalu disuatu tempat di Jakarta.
Entah benar, entah tidak. Namun, peta ini membuka peluang Akbar Tanjung untuk maju mendampingi SBY. Dukungan terhadap mantan Ketua Umum Golkar ini dari tubuh Golkar sendiri juga menguat. ?Insya Allah kalau diajak Pak SBY saya siap. Saya memberikan pengabdian, dukungan penuh dan bakti terbaik untuk sukseskan visi dan misi beliau lima tahun ke depan di mana kita menghadapi berbagai tantangan,? ujarnya.
Akankah gayung ini bersambut? Tunggu tanggal mainnya.
(bhm/yk)