• HOME
  • POLITIK
  • HUKUM
  • NARKOBA
  • WAWANCARA
  • EKONOMI
  • PENDAPAT
  • RAGAM
  • NUSANTARA
  • VIDEO
  • POLITISIANA
WIB
NEWSFLASH
Search
Bookmark and Share
POLITIK
Linda Amalia Sari Gumelar dan Suswono saat tandatangani MoU (Eva/dok)
Artikel Terkait:
  • Dana Bulog Yang Tercerai Berai
  • Dana Itu Milik Bank Permata
  • Dana Aksi Buruh Diselidiki
  • Dana DKP: GP Anshor Terima Rp50 Juta
  • Dana Kampanye Adang Dan Foke Diumumkan
2012-09-20 05:16:14 WIB

Kementan dan KPP-PA Teken MoU Pengarusutamaan Gender

Politikindonesia - Kementerian Pertanian (Kementan) dan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPP-PA) sepakat untuk bekerjasama untuk meningkatkan efektivitas pelaksanaan Pengarustamaan Gender (PUG) di bidang pertanian. Kerjasama itu tertuang dalam nota kesepahaman (MoU) yang ditandatangani oleh Menteri Pertanian (Mentan), Suswono dan Menteri PP-PA, Linda Amalia Sari Gumelar di Kantor Kementan, Jakarta, Rabu (19/09).

Dalam kesempatan itu, Mentan memberikan apresiasi terhadap perkembangan sejumlah kegiatan dan inovasi strategis yang sedang dilaksanakan terkait PUG tahun 2012. Di antaranya membangun Website PUG Kementerian Pertanian yang dapat di akses melalui www.deptan.go.id/pug, menyusun panduan pengelolaan kegiatan responsif gender.

Selain itu, menyusun panduan SIMONEVLAP  kegiatan responsif gender berbasis online dan menyusun tipologi/profil kinerja kegiatan responsif gender di tingkat kelompok tani.

"Acara penandatanganan MoU ini sekaligus menjadikan momentum bagi kami untuk menyerahkan buku-buku yang telah dihasilkan oleh tim PUG Kementan," kata Suswono kepada politikindonesia.com.

Suswono menyebut, pada tahun -ni ada 8 program responsif gender dengan pagu RP 433,5 miliar. Kegiatan itu meliputi, sekolah lapangan-pengendalian hama terpadu (SL-PHT) tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, sekolah lapangan-pengolahan pemasaran dan hasil pertanian (SL-PPHP), sarjana membangun desa (SMD), pengembangan irigasi partisipasi (PIP), pengembangan desa mandiri pangan (Demapan) dan pelatihan teknis bagi non aparatur (pelatihan agribisnis). 

"Pada tahun 2013 akan akan di laksanakan 10 kegiatan responsif gender dengan pagu indikatif RP427,9 miliar pada masing masing eselon satu lingkup kementan," ujarnya.

Dijelaskan, selama ini masih terjadi kesalahpahaman mengenai responsif gender yang sering diartikan bahwa semakin banyak jumlah perempuan yang terlibat dalam pembangunan berarti semakin responsif gender. Tapi sebenarnya responsif gender itu tidak melihat besarnya kuota perempuan, melainkan bagaimana peran, tanggungjawab dan kewajiban antara laki laki dan perempuan yang dikelompokan menurut 4 sektor aspek.

"Keempat sektor itu adalah akses, partisipasi, kontrol dan manfaat atau diwujudkan secara adil dan seimbang," ucapnya.

Sementara itu, Menteri PP-PA, Linda Amalia Sari Gumelar menambahkan, banyaknya isu gender yang ditemukan di bidang Pertanian, erat terkaitannya dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Khususnya, terkait dengan kesetaraan dalam hal akses terhadap peluang dan kesempatan serta partisipasi dalam proses pengambilan keputusan.

Selain itu, kontrol terhadap sumber daya serta perolehan manfaat dari hasil pembagunan. "Secara riil permasalahan yang perlu mendapat perhatian semua pihak antara lain mulai dari isu kemiskinan, ketahan pangan, pelestrian sumberdaya alam, pendidikan, kesehatan dan gizi anak, saran dan prasarana lingkungan, tenaga kerja, dan permodalan," ungkapnya.

Menurutnya, komitmen pemerintah untuk mewujudkan kesetaraan gender antara perempuan dan laki laki, anak perempuan dan anak laki laki telah ditunjukan dengan dikeluarkannya Inpres Nomor 9 Tahun 2000 dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 39 tahun 2012.

Kunci keberhasilan pembangunan terletak pada kualitas sumberdaya manusianya. Berdasarkan Badan Pusat Statistik tahun 2010, jumlah perempuan di Indonesia sebesar 49,66 persen (118.010.413 juta jiwa). "Jumlah itu merupakan aset dan potensi pembangunan yang harus diperdayakan secara optimal," paparnya.

Lebih lanjut Linda mengatakan, pembangunan pertanian di Indonesia sebenarnya telah dirasakan manfaatnya selama ini, terutama untuk mengerakan sektor ekonomi dengan berbasis potensial daerah. "Dengan potensi ekonomi dari sektor tersebut diharapkan dapat menggerakan sektor sosial budaya, linkungan, pariwisata, trasportasi, dan infrastruktur kepariwisataan yang merespon kebutuhan laki laki dan perempuan di bidang pertanian," imbuhnya.
(eva/rin/kap)
 
FOLLOW US
             
POLITISIANA
Index >>

Boediono Kembali Bicara Kasus Century

Mantan Wakil Presiden Boediono kembali bicara terkait kasus Bank Century yang terjadi saat dirinya m...


Reaksi PAN Atas Ancaman Luhut ke Amien Rais

Pernyataan keras bernada ancaman yang dilontarkan Menko Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan terhadap...

NUSANTARA
Index >>

Lebaran, KAI Tanjungkarang Sediakan 25.740 Kursi

PT Kereta Api Indonesia Divre IV Tanjungkarang telah menyiapkan 25.740 kursi penumpang selama angkut...


Petani Kebumen Sukses Budidayakan Cabai di Pasir Pantai

Indonesia punya banyak sekali jenis cabai budidaya. Cabai tak hanya bisa dtanam di dataran rendah at...
JAJAK PENDAPAT
Kedepan, Sebagai Negara Demokrasi, Indonesia Sebaiknya Hanya Ada :
2 Partai Hasil Koalisi
3 Partai Hasil Koalisi
Lebih dari 3



Hasil jajak pendapat


HOME | POLITIK | HUKUM | NARKOBA | WAWANCARA | EKONOMI | PENDAPAT | POLITISIANA | NUSANTARA | VIDEO | REDAKSI

Copyright © 2016 PolitikIndonesia.com All rights reserved