
Kapolri: Polisi Dituntut Profesional, Bermoral dan Modern
Politikindonesia - Kapolri Jenderal Sutanto mengharapkan polisi ke depan dituntut untuk lebih profesional, bermoral dan modern, terutama dalam menghadapi permasalahan yang kompleks di masyarakat. Untuk mewujudkan polisi yang diharapkan masyarakat, untuk seleksi pendidikan Akademi Kepolisian (Akpol) tahun 2007 ini harus lulusan S-1 dan S-2."Jangan sampai polisi hanya sebagai pemadam kebakaran saja," tegas Kapolri di Gedung Akpol Semarang, Senin (6/8). Menurut Kapolri, seorang polisi juga harus mampu menganalisis persoalan yang muncul di masyarakat, terutama yang menyangkut politik, ekonomi, sosial dan budaya.
"Dengan analisis yang tepat, maka dia akan bisa menangani persoalan di masyarakat lebih awal," ujarnya. Kapolri di depan para kapolda, Ketua Komisi III DPR RI Trimedya Panjaitan, sejumlah LSM, serta para tokoh masyarakat itu, berharap untuk ikut melakukan pemantatau terhadap seleksi penerimaan calon Taruna Akpol.
Keterlibatan para tokoh masyarakat dan LSM itu diharapkan akan bisa menghilangkan kesan yang selama ini bahwa untuk masuk Akpol harus bayar atau melalui KKN. "Saya harapkan dengan melibatkan LSM maupun tokoh masyarakat, tidak akan ada lagi KKN," ujar Kapolri.
Sementara Direktur SDM Polri Irjen Bambang Hariyono mengatakan bahwa untuk 2007 ini seleksi taruna Akpol berlangsung mulai tanggal 6 hingga 18 Agustus. Materi seleksi meliputi pemeriksaan administrasi, tes psikologi, tes kesehatan & kesehatan jiwa, tes akademis dan tes kesamaptaan jasmani.
Menurut Bambang Hariyono, semua tahap rekrutmen dan seleksi dilaksanakan secara terbuka, dengan pengawasan internal maupun eksternal. "Tidak ada celah sama sekali bagi panitia, pejabat, calon, keluarga calon untuk KKN," katanya.
Berdasarkan data kuantitatif calon taruna Akpol dari rekrutmen dan hasil seleksi di Polda untuk pendidikan S-1 mencapai 5.016 dan S-2 82 orang, SMU sebanyak 3.241, D3 70 orang dan D4 18 orang. Namun setelah digodok, yang berhasil dikirim ke pusat untuk lulusan S-1 hanya 298 orang dan S-2 mencapai 9 orang, sedangkan SMU 103 orang.
(AGS/YLS)