
Mentawai Banckthrust (Helmi/dok)
Artikel Terkait:
2010-10-13 00:05:12 WIBWaspadai Ancaman Mentawai Banckthrust
Politikindonesia - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) melansir temuan sumber gempa terbaru. Sumber gempa terbaru yang menyebabkan sejumlah guncangan gempa bumi di Sumatera Barat (Sumbar) dalam lima tahun terakhir ditemukan di wilayah Kabupaten Kepulauan Mentawai.
Demikian paparan hasil penelitian Direktur Program Laboratory for Earth Hazards Danny Hilman Natawidjaja PhD, didepan aparat pemerintah daerah di Kota Padang, Sumatera Barat, Selasa (12/10).
Kata Danny, patahan Mentawai yang mengarah ke barat dengan nama Mentawai banckthrust ini bisa dipastikan menjadi penyebab gempa bumi pada April 2005 dan Agustus 2009 di kawasan tersebut dan bukan disebabkan zona subduksi.
Sementara itu, Seismologis dari Institut Teknologi Bandung Wahyu Triyoso, pada kesempatan yang sama menuturkan pentingnya melakukan investigasi bangunan dan melakukan pendataan terhadap kondisi wilayah rawan bencana."Ini penting untuk mengetahui di mana posisi kita, dan ini yang belum dilakukan. Kalau ini dilakukan, akan diketahui lokasi-lokasi mana saja yang aman untuk investasi misalnya," kata Wahyu.
Pada kesempatan yang sama, Staf Khusus Presiden Bidang Bantuan Sosial dan Bencana, Andi Arief mengatakan, upaya mitigasi bencana berbasis ilmu pengetahuan terbukti bisa mengurangi pengeluaran pemerintah untuk penanggulangan bencana.
Dia mengatakan, hal itu berdasarkan evaluasi penggunaan APBN sejak 2004 hingga 2009 dengan tidak kurang Rp150 triliun dihabiskan untuk penanggulangan bencana, yang belum berfokus pada mitigasi berbasiskan ilmu pengetahuan.
(aan/ar/ftu) Demikian paparan hasil penelitian Direktur Program Laboratory for Earth Hazards Danny Hilman Natawidjaja PhD, didepan aparat pemerintah daerah di Kota Padang, Sumatera Barat, Selasa (12/10).
Kata Danny, patahan Mentawai yang mengarah ke barat dengan nama Mentawai banckthrust ini bisa dipastikan menjadi penyebab gempa bumi pada April 2005 dan Agustus 2009 di kawasan tersebut dan bukan disebabkan zona subduksi.
Sementara itu, Seismologis dari Institut Teknologi Bandung Wahyu Triyoso, pada kesempatan yang sama menuturkan pentingnya melakukan investigasi bangunan dan melakukan pendataan terhadap kondisi wilayah rawan bencana."Ini penting untuk mengetahui di mana posisi kita, dan ini yang belum dilakukan. Kalau ini dilakukan, akan diketahui lokasi-lokasi mana saja yang aman untuk investasi misalnya," kata Wahyu.
Pada kesempatan yang sama, Staf Khusus Presiden Bidang Bantuan Sosial dan Bencana, Andi Arief mengatakan, upaya mitigasi bencana berbasis ilmu pengetahuan terbukti bisa mengurangi pengeluaran pemerintah untuk penanggulangan bencana.
Dia mengatakan, hal itu berdasarkan evaluasi penggunaan APBN sejak 2004 hingga 2009 dengan tidak kurang Rp150 triliun dihabiskan untuk penanggulangan bencana, yang belum berfokus pada mitigasi berbasiskan ilmu pengetahuan.