• HOME
  • POLITIK
  • HUKUM
  • NARKOBA
  • WAWANCARA
  • EKONOMI
  • PENDAPAT
  • RAGAM
  • NUSANTARA
  • VIDEO
  • POLITISIANA
WIB
NEWSFLASH
Search
Bookmark and Share
NUSANTARA
Ilustrasi (helmi/dok)
Artikel Terkait:
  • Ditembak OPM, Anggota Brimob Depok Tewas
  • Di Bengkulu Bensin Langka, Eceran Rp17 Ribu
  • Kasus Gernas Mamuju, KPK Didesak Ambil-alih
  • Dianaktirikan, Guru Kontrak Sulbar Ancam Mogok
  • Divonis 6 Tahun Penjara, Samsul Lantunkan Doa
2018-02-07 17:25:07 WIB

Kasus Stunting di Brebes, Tertinggi di Jawa Tengah

Politikindonesia - Jumlah balita di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, yang mengalami keterlambatan dalam tumbuh kembang (stunting), tertinggi se-Jawa Tengah. Secara nasional, Brebes masuk dalam 10 besar daerah yang terbanyak kasus stunting.

Dikatakan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Brebes, Sri Gunadi Purwoko, angka stunting di daerahnya pada tahun 2010 sebesar 47 persen. Setelah 2013 turun 37,2 persen. Angka itu masih lebih tinggi dari angka rata-rata nasional yang mencapai 32,7 persen. 

“Tingginya stunting ini tidak hanya untuk orang miskin. (Anak) orang kaya yang stunting juga banyak. Faktornya ada perilaku orang tua dan lain sebagainya," terang Gunadi.

Mencermati kondisi itu, hari ini, Rabu (07/02), Kemenkes melakukan verifikasi ke sepuluh desa yang memiliki balita stunting tertinggi di Brebes.

“Sebenarnya ada 100 kabupaten kota se Indonesia yang data stuntingnya cukup tinggi. Di Jawa Tengah ada dua kabupaten yang tertinggi yaitu Brebes kemudian Pemalang," terang Direktur Kesehatan Masyarakat Lingkungan, Kemenkes Imran Agus N.

Besarnya jumlah anak stunting ini, kata Imran, salah satunya dipengaruhi oleh kondisi ekonomi keluarga. Dengan demikian penanganannya bukan hanya dari segi kesehatan, tapi juga melibatkan sektor lain seperti pendidikan dan lainnya.

"Kami melibatkan lintas sektor. Di tingkat desa, bagaimana dana desa dimanfaatkan, bagaimana peran PKK dan KB. Dari sisi ekonomi bagaimana ketahanan pangan. Semua kami libatkan," terang dia.

Imran menambahkan, stunting tidak hanya soal pertumbuhan fisik anak yang tidak sebanding dengan usianya. Stunting juga akan berpengaruh pada terganggunya tumbuh kembang intelektual anak. Ini bisa disebabkan karena kurang gizi selama kehamilan sampai berusia dua tahun. “Ini akan mengganggu tumbuh kembang fisik dan intelektual anak. Ini akan mempengaruhi produktivitas anak," terang dia.
(bhm/rin/an)
 
FOLLOW US
             
POLITISIANA
Index >>

Boediono Kembali Bicara Kasus Century

Mantan Wakil Presiden Boediono kembali bicara terkait kasus Bank Century yang terjadi saat dirinya m...


Reaksi PAN Atas Ancaman Luhut ke Amien Rais

Pernyataan keras bernada ancaman yang dilontarkan Menko Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan terhadap...

NUSANTARA
Index >>

Lebaran, KAI Tanjungkarang Sediakan 25.740 Kursi

PT Kereta Api Indonesia Divre IV Tanjungkarang telah menyiapkan 25.740 kursi penumpang selama angkut...


Petani Kebumen Sukses Budidayakan Cabai di Pasir Pantai

Indonesia punya banyak sekali jenis cabai budidaya. Cabai tak hanya bisa dtanam di dataran rendah at...
JAJAK PENDAPAT
Kedepan, Sebagai Negara Demokrasi, Indonesia Sebaiknya Hanya Ada :
2 Partai Hasil Koalisi
3 Partai Hasil Koalisi
Lebih dari 3



Hasil jajak pendapat


HOME | POLITIK | HUKUM | NARKOBA | WAWANCARA | EKONOMI | PENDAPAT | POLITISIANA | NUSANTARA | VIDEO | REDAKSI

Copyright © 2016 PolitikIndonesia.com All rights reserved