• HOME
  • POLITIK
  • HUKUM
  • NARKOBA
  • WAWANCARA
  • EKONOMI
  • PENDAPAT
  • RAGAM
  • NUSANTARA
  • VIDEO
  • POLITISIANA
WIB
NEWSFLASH
Search
Bookmark and Share
EKONOMI
Mari Elka Pangestu (Helmi/dok)
Artikel Terkait:
  • Harga Saham Murah, DPR Panggil PT KS
  • Harga Tembaga Capai Rekor Tertinggi
  • Harga Minyak Dunia Bakal Capai US$100
  • Harga Minyak Mentah Dekati 100 Dolar AS
  • Harga Gabah Rendah, Petani Tunda Penjualan
13/08/2010

Harga Pangan Naik, Faktor Musiman

Politikindonesia - Pemerintah terus berusaha menstabilkan harga-harga kebutuhan pangan lewat operasi pasar. Kenaikan harga pangan saat ini cenderung diakibatkan oleh faktor musiman. Yakni, kebiasaan di awal bulan Ramadan, di mana permintaan konsumen meningkat. Faktor lain yang ditenggarai adalah cuaca, yang menyebabkan gagal panen dan keterlambatan distribusi.

Demikian dikemukakan oleh Menteri  Perdagangan Mari Elka Pangestu di Jakarta, Jumat (13/08).  Dikatakannya pula, harga tepung terigu tidak akan naik, meski stok gandum dunia semakin menipis. “Pemerintah dan Asosiasi Pengusaha Tepung Terigu sepakat untuk tidak menaikan harga tepung terigu, paling tidak hingga lebaran,” kata Mari.

Meski demikian, pemerintah tetap memantau perkembangan harga gandum dunia. "Jika dirasa mengkhawatirkan, pemerintah akan melakukan langkah-langkah antisipatif," tegasnya.

Perubahan Iklim

Sementara itu Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan pemerintah terus mewaspadai kemungkinan peningkatan harga pangan seiring dengan adanya perubahan iklim dunia yang luar biasa. Untuk itu, pemerintah membentuk tim stabilitas harga pangan untuk memantau perkembangan harga pangan dunia dan secara berkala tim tersebut akan melaporkan perkembangan terbaru.

“Dunia saat ini sedang mengalami perubahan iklim luar biasa. Rusia kekeringan, kawasan lain kurang pangan. Ada tren harga pangan meningkat, harga gandum sudah meningkat, bukan tidak mungkin mendorong harga pangan naik,” kata Hatta di Jakarta, Kamis malam kemarin.

Sedangkan, untuk mengantisipasi krisis Gandum yang melanda Rusia, pemerintah juga telah menyiapkan anggaran agar krisis tersebut tidak berimbas ke Indonesia. “Anggaran untuk itu sudah disiapkan dari dana konjensi (dana penyesuaian) tentang pangan," ujar dia.

Di lain pihak, ekonom The Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Hendri Saparini menilai pemerintah mesti bergerak lebih cepat menanggapi masalah itu. Menurut Hendri, Badan Urusan Logistrik harus bisa kembali menjalankan fungsi sebagai lembaga stabilisasi pangan.
(zel/yk)
 
FOLLOW US
             
POLITISIANA
Index >>

Profesor China Klaim Sukses Bikin Bayi Rekayasa Genetik

He Jiankui, seorang profesor dari universitas di Shenzhen, Cina mengklaim telah berhasil  membu...


Pidato Presiden Jokowi pada Sidang Tahunan MPR 2018

Berikut Pidato lengakap Presiden Joko Widodo pada Sidang Tahunan MPR RI 2018 yang dipimpin Ketua MPR...

NUSANTARA
Index >>

Masyarkat Sultra Diperantauan Diajak Bangun Wilayahnya

Kontribusi masyarakat Sulawesi Tenggara (Sultra) yang berada diperantauan sangat dibutuhkan untuk me...


Kendal Gelar Lomba Koleksi Keris Nasional

Beragam cara yang dilakukan warga dalam memperingati Hari Pahlawan yang jatuh pada  bulan ini. ...
JAJAK PENDAPAT
Kedepan, Sebagai Negara Demokrasi, Indonesia Sebaiknya Hanya Ada :
2 Partai Hasil Koalisi
3 Partai Hasil Koalisi
Lebih dari 3



Hasil jajak pendapat


HOME | POLITIK | HUKUM | NARKOBA | WAWANCARA | EKONOMI | PENDAPAT | POLITISIANA | NUSANTARA | VIDEO | REDAKSI

Copyright © 2016 PolitikIndonesia.com All rights reserved